Wahyu Gabriel, Cerita Tentang Mesias Sebelum Yesus

Internasional / 10 July 2008

Kalangan Sendiri

Wahyu Gabriel, Cerita Tentang Mesias Sebelum Yesus

Puji Astuti Official Writer
10311

Sebuah batu sepanjang tiga kaki yang diberi nama "Wahyu Gabriel" ini memberi sebuah tantangan bagi iman orang Kristen tentang ide penyaliban Kristus. Menurut penelitian, batu itu ditulis hanya beberapa tahun sebelum kelahiran Yesus - Hal ini menurut salah satu sarjana Israel - bahwa di batu ini menuliskan tentang kebangkitan mesias setelah tiga hari dikuburkan. Jika hal ini benar, bisa jadi ada kemungkinan cerita tentang kebangkitan Yesus setelah penyaliban adalah sebuah rekayasa dari para pengikutnya saja. Bagaimanapun juga, ketika membaca 87 alinea di batu itu bisa menimbulkan berbagai interpretasi kreatif dan berbagai macam kemungkinan yang bisa saja membuat berbagai bukti tulisan dalam perjanjian baru diragukan.  Hal ini mungkin sebuah penemuan yang luar biasa, dan bukti yang spektakuler yang memicu diskusi hebat, tetapi pastinya tidak untuk menjatuhkan iman siapapun, demikian tulisan majalah TIME.

Berdasarkan hasil penelitian ahli manuscript kuno dan ahli kimia, tinta yang digunakan pada dokumen batu tersebut berasa pada periode kelahiran Yesus. Batu yang menimbulkan kontroversi tersebut adalah milik kolektor barang antic, orang Yahudi berkewarganegaraan Swiss. Beberapa sarjana menduga bahwa batu ini bagian dari gulungan dari laut mati, yang berhubungan dengan Yohanes Pembabtis. Pada tablet batu tersebut menuliskan tentang suara malaikat Gabriel; dalam salah satu alineanya, secara singkat dapat diartikan seperti ini, "Dalam tiga hari,  kejahatan akan dikalahkan oleh keadilan."

Seperti sebuah pewahyuan,  disana menuliskan sebuah figure penuh kejayaan yang dipanggil messiah (yang artinya, seorang yang diurapi), sesuatu yang tidak biasa, baik dalam dunia keagamaan maupun politik Yahudi pada abab 1 sebelum Masehi, di Palestina.  Tapi yang membuat Batu Gabriel itu unik adalah pada alinea ke 80, yang dimulai dengan kata, "Pada hari ketiga" dan juga termasuk didalamnya ada kata "hidup".

Israel Knohl, seorang ahli Talmud dan bahasa kitab dari Jerusalem's Hebrew University, yang pada riset pertama benda artifak ini tidak dilibatkan, meng-klaim bahwa tulisan itu ditujukan kepada cerita bersejarah pada abad pertama pemberontak Yahudi bermana Simon yang dibunuh oleh Roma pada tahun 4 Sebelum Masehi, dan cara membacanya adalah, "Dalam tiga hari, kamu harus hidup. Aku Gabrial memberi perintah kepadamu." Jika benar, pada era Yesus, bagi orang Yahudi telah terbangun ide tentang kebangkitan setelah tiga hari kematian, bahkan sebelum Yesus lahir.

Ide tentang kematian dan kebangkitan mesias muncul diberbagai teks Yahudi, tetapi hingga sekarang, setiap orang berpikir bahwa itu adalah dampak keKristenan pada Yahudiesm," ungkap Knohl. "Tetapi untuk pertama kalinya, kami memiliki bukti bahwa hal itu terbalik. Konsep itu sudah ada jauh-jauh hari sebelum Yesus ada."

"Jika begitu," dia menambahkan. "Hal ini akan menggoncang dasar-dasar pandangan tentang keKristenan. Apa yang terjadi di Perjanjian baru, (Kemungkinan besar) diadopsi Yesus dan para pengikutnya berdasarkan cerita tentang mesias yang sudah ada jauh-jauh hari sebelumnya." Demikian Knolt menyatakan pendapatnya kepada TIME.

Wetherington juga menggaris bawahi bahwa teks injil, jauh dari fakta yang tergambar dalam tablet batu Gabriel tersebut. Apa yang tertulis dalam injil adalah berdasarkan bukti penyaliban saat itu, dan kesaksian para saksi mata yang melihat Yesus setelah penyaliban. Witherington juga mencatat, kalaupun dirinya salah dan Knohl membaca dan mengartikan apa yang tertulis dalam batu itu dengan benar, berbagai kutipan injil juga mengarah pada Yesus yang telah menubuatkan sendiri tentang kematiandan penyalibannya, hal ini berdasarkan pengakuan para pengikutnya sendiri. Dalam peristiwa kebangkitan Yesus, sama sekali tidak ada perintah dari malaikat.

Namun bila bicara tentang Mesias yang akan menderita, disalib dan bangkit kembali, hal tersebut telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya dalam perjanjian lama. Dan bagi orang Kristen, tentu saja dipercayai hal ini ditujukan kepada Yesus.

Berbagai peristiwa beberapa tahun terakhir ini sepertinya mengguncang dunia keKristenan, dari peristiwa tentang ditemukan makam Yesus dan keluarganya, juga kotak-kotak tulang yang bertuliskan nama-nama kaum keluarga Yesus, dan sekarang adalah munculnya batu bertuliskan cerita tentang "Wahyu Gabriel" ini.  Namun semua itu, untuk menguji apakah iman kita sebagai orang percaya dapat dengan mudah digoncangkan atau, memang sudah berakar kuat dalam kebenaran sehingga dapat terus berdiri teguh.

Sumber : Time.com/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami